Berita Tidak Imbang PSSI Laporkan TV One dan ANTV ke KPI

Laporan wartawan Tribunnews.com, Iwan Taunuzi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua media televisi nasional TV One dan ANTV diboikot PSSI. Alasannya, kedua media massa tersebut kerap memelintir pemberitaan yang justru menyudutkan PSSI.
Rencananya, PSSI juga akan melaporkan dua media massa televisi tersebut ke Komisi Penyiaran Indonesia(KPI).
"Kami akan ke KPI untuk melaporkan ini, kami lagi minta bahan-bahannya. Kami merasa percuma jika menyampaikan informasi ke dua media ini," ujar Deputi Sekjen Bidang Kompetisi PSSI, Saleh Mukadar di kantor PSSI, Senayan, Jakarta Selasa (6/3/2012).
Menurut Saleh, sebenarnya PSSI diundang dalam acara Jakarta Lawyers Club(JLC) yang disiarkan TV One, namun mereka tidak mau hadir.
"Nanti malam kami diundang TV one dalam acara Jakarta Lawyers Club. Di sini disebutkan undangan atas nama Catur (Wakil Komdis PSSI), Saya, Finantha Rudi (Direktur Legal PSSI). Tapi tadi kami rapat dan memilih hadir di acara lain, kami hadiri media lain," kata Saleh.
Ketidakhadiran PSSI di acara tersebut menyusul sikap ketidakpercayaan kepada dua media TV One dan ANTV. Saleh melihat, pemberitaan keduanya tidak berimbang dan selalu menyudutkan PSSI di era kepemimpinan Djohar Arifin Husin.
"Saat Nirwan Bakrie menjadi pengurus PSSI nyaris tidak ada salahnya PSSI, padahal pasti zaman itu ada salahnya, apalagi masyarakat tidak suka dengan Nurdin Halid. Tapi, ketika Nirwan tidak ada di PSSI, kami selalu salah. Pasti di acara nanti yang digagas mereka, pembara acara tidak fair," ujarnya.
Alhasil PSSI pun lebih memilih untuk hadir dalam acara lainnya dengan topik yang sama. Dikabarkan, Saleh akan hadir dalam sebuah acara di Berita Satu bersama Anton Sanjoyo.
"Tepatnya diboikot. Saya sudah beritahu melalui SMS bahwa kami tidak hadir dalam acara itu (JLC)," bebernya seraya meragukan sikap netral dua media televisi tersebut terhadap kepengurusan PSSI hari ini.
Sementara itu saat ditanyakan, apakah sebaiknya PSSI menghadiri acara JLC, Saleh mengaku sudah terlanjur sakit hati.
"Kami berpikir tidak perlu lagi melakukan seperti itu, berkali-kali berita dari kami diplintir," sergahnya.

Penulis: Iwan Taunuzi  |  Editor: Willy Widianto
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.co

0 comments:

Post a Comment

 

Labels

Get In Touch

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified