5 Komponen Dasar Panjat Tebing
Seperti halnya
jenis olah raga lain, Panjat Tebing memerlukan tingkat fisik dan mental
yang baik. Satu hal yang mungkin perlu diingat yaitu bahwa dari satu
sisi panjat tebing terlihat sebagai satu olah raga yang bersifat mental,
karena untuk menyelesaikan satu rute/problem kamu harus membuat
strategi penyelesaian masalah (problem solving) dengan kombinasi tehnik
yang baik. Disisi lain karena posisi pemanjat yang menggantung dan arah
gerak/posisi tubuh yang berlawanan dengan daya gravitasi mereka perlu
otot yang enggak lembek, yang ini lebih bersifat fisik.
Saya mengkategorikan komponen dasar ini kedalam dua aspek:
1. Komponen Fisik
2. Komponen Non Fisik
Yang termasuk kedalam komponen fisik yaitu:
Kekuatan
Jangan
menganggap bahwa kekuatan yang dimaksud disini yaitu sekedar kekuatan
tangan. Pemanjat enggak manjat cuma dengan tanggannya mereka pake kaki,
pake badan dan yang penting lagi mereka juga pake otak bo. Kekuatan ini
cakupannya menyeluruh termasuk kekuatan tangan dan kaki (limp strength)
dan kekuatan tubuh (core strength) yaitu perut, dada, punggung dan
pinggang. Kekuatan ini sangatlah diperlukan ketika kamu mulai beranjak
ke tingkat mahir yang biasa dimulai dengan pemanjatan dengan kesulitan
rute 5.11 keatas.
Daya Tahan
Daya tahan
artinya kemampuan kamu untuk memanjat rute yang panjang tanpa terlalu
banyak berhenti/ istirahat. Tentunya ini sangat mendominasi para
pemanjat multi pitch. Training untuk ini jarang sekali dilakukan pada
rute dengan kesulitan tingkat tinggi karena jika demikian maka akan
cenderung ke training kekuatan dan bukannya daya tahan. Cukup dimulai
dengan rute mudah dan terus dilanjutkan ke rute-rute yang tidak terlalu
sulit untuk sekitar 15 menit sampe 45 menit (pemula) tanpa diselingi
istirahat.
Kelenturan
Meskipun wanita pada
umumnya tidak sekuat pria, biasanya mereka lebih menonjol dalam bidang
ini. Kelenturan bisa sangat menentukan apakah seseorang pemanjat dapat
menyelesaikan satu rute tertentu atau tidak, karena itu janganlah
disepelekan. Selalu lakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh
(stretching) sebelum kamu memanjat. Kombinasi kelenturan dan kekuatan
akan menjadikan alur gerak (fluidity) si pemanjat tampak indah, mudah
(padahal sebetulnya sulit) dan mengesankan.
Sedangkan komponen non fisik yaitu:
Mental dan Sikap
Yang
dua ini harus selalu positif. Keadaan mental kamu akan menjelma menjadi
sikap yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu pemanjatan.
Alasan-alasan seperti aku kayaknya enggak bisa, aku udah cape, rutenya
bukan tipeku, rutenya untuk pemanjat yang badannya tinggi/ pendek dll
merupakan contoh ketidak siapan mental. Hadapi semua rute/ problem
dengan ucapan ” Saya akan coba sebaik mungkin!” Kalo kamu jatoh/ gagal
coba lagi dan coba lagi, disinilah proses belajar memanjat tebing menuju
kesempurnaan sampai kamu akhirnya berhasil menyelesaikan rute tsb tanpa
jatuh.
Tehnik
Tehnik ini jangkauannya umum,
bisa termasuk gabungan dari komponen fisik diatas. Namun kalo kita
bicara tehnik biasanya enggak secara langsung berhubungan dengan otot
karena itu saya kategorikan komponen ini ke non fisik. Tehnik ini
didapat dari proses belajar yang enggak sebentar, makanya untuk belajar
tehnik dengan cepat dan baik belajarlah langsung dari pemanjat pro yang
sudah berpengalaman. Mereka biasanya bisa langsung menunjukan kelemahan
dan kekurangan pemanjatan kamu. Kadang untuk belajar tehnik ini kamu
harus melakukan gerakan-gerakan yang sama secara terus menerus sampai
tubuh kamu hafal betul untuk mengeksekusi gerak tsb (biasa disebut
engram: daya ingat tubuh dalam melakukan gerakan/posisi tertentu).
Tehnik cakupannya luas termasuk keseimbangan dan perpindahan berat
badan, posisi, pernafasan, gerak dinamik dan statik dll.
Selamat berlatih!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment